Denpasar Bali

Toya Devasya Natural Hot Spring Terima Sertifikat Pertama di Bali dari BPBD Provinsi Bali

Bangli Penaindonesia.net. Sebagai destinasi wisata dunia, Bali memiliki panorama yang indah , budaya yang lestari ,serta memiliki risiko tinggi terhadap ancaman bencana. Berdasarkan hasil kajian risiko bencana, hampir semua jenis bencana berpotensi terjadi di Bali.

Pengurangan risiko terjadinya bencana juga memerlukan sinergitas seluruh elemen masyarakat, untuk itu Bulan Bakti Forum Pengurangan Risiko Bencana yang jatuh pada Bulan Oktober diharapkan dapat merangkul seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam upaya kita bersama mengurangi risiko bencana.

Hari Peringatan Bulan PRB ini menjadi pengingat bersama atas risiko dampak bencana yang berpotensi terjadi terhadap kehidupan dan penghidupan sekaligus mengingatkan kita agar investasi PRB terus dilakukan secara masif, berkelanjutan dan inklusif agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat

Pembukaan Kegiatan Bulan Bakti Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali Tahun 2022, berlangsung di Ballroom “The Crater” Toya Devasya Hot Spring Waterpark, Jalan Puri Bening, Toya Bungkah, Kintamani Bangli.

Hadir pada acara tersebut Gubernur Bali, diwakili oleh Bidang Pemerintahan dan Kesra Provinsi Bali, beserta tamu undangan lainnya.

Toya Devasya yang dipercaya sebagai host, dengan sigap dan profesional mampu melayani tamu undangan dan pengunjung lainnya.

Ditemui sebelum acara berlangsung, Dr. I Ketut Mardjana pemilik, sekaligus Direktur Utama Toya Devasya menjelaskan bahwa,

“Manajemen Toya Devasya merupakan obyek wisata dengan tujuan utamanya air (toya), serta keindahan alam yang damai, maka keamanan dan kenyamanan adalah syarat utama bagi para pengunjung,” ungkapnya.

Bahkan, Ketut Mardjana yang juga menjabat sebagai Ketua PHRI Kabupaten Bangli ini menjelaskan bahwa, manajemen Toya Devasya sudah menerapkan sekaligus menerima sertifikat CHSE pertama di Bali.

Dijelaskan lebih lanjut, bahwa unsur keamanan dan kenyamanan yang dijamin antara lain bahwa,

“Semua wahana yang berkaitan dengan air, malam harinya kami kuras, dan air ini murni dari alam berupa sumber mata air hangat (hot spring), namun toh untuk kenyamanan dan keamanan, baik pengunjung dan lingkungan yang ada di sekitarnya, maka kegiatan pengurasan air pada malam hari rutin dilakukan,” jelasnya.

Dalam acara ini, dijelaskan juga bahwa, yang menerima sertifikat Kesiapsiagaan Bencana dari BPBD Provinsi Bali berjumlah 55 hotel.

“Bagi dunia usaha pariwisata atau para pengelola hotel, sertifikat ini adalah bukti bahwa, masalah pengurangan resiko bencana harus menjadi perhatian utama, agar wisatawan yang menggunakan jasa perhotelan, keamanan dan kenyamanannya bisa dijamin,” jelas Tia dan timnya yang hadir mewakili manajemen hotel tempatnya bekerja.(red /tim)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button