
PENAINDONESIA.NET- Alhamdulillah, sesuatu yang menggembirakan, saat ini banyak sekolah membuat program unggulan tahfiz Quran. Selain mendapatkan mata pelajaran regular, siswa peserta unggulan tahfiz akan mengikuti program ekstra tahfiz. Dengan program unggulan tahfiz diharapkan siswa mempunyai kompetensi keilmuan umum dengan landasan dilandasi dengan pemahaman yang Quran yang kuat.
Bagi penghafal Quran, karena Al-Quran sudah ada di dadanya maka akan lebih mudah menjadikannya sebagai petunjuk. Di samping itu akan lebih mudah mengaitkan persoalan yang ada dengan Al-Quran sehingga pola pikirnya adalah pola pikir Al-Quran. Sebagaimana dalam Surat Al-ankabut ayat 49, Allah Ta’ala berfirman:
بَلْ هُوَ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ فِى صُدُورِ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِـَٔايَٰتِنَآ إِلَّا ٱلظَّٰلِمُونَ
Artinya: Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
Banyak contoh ulama-ulama besar kita yang sedari kecil hafiz Quran. Di antaranya adalah Imam Syafi’i, Imam Thobari, Imam Ahmad bin Hambal, Umar bin Abdul Aziz dan lain-lain.
Berikut beberapa keistimewaan penghafal quran, semoga memberikan semangat dan motivasi kepada kita untuk menghafal Quran.
Banyak sekali keistimewaan- keistimewaan penghafal quran diantaranya:
Keistimewaan pertama, Allah Ta’ala meninggikan derajat penghafal quran, sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah meninggikan derajat seseorang dengan kitab ini (Alquran) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR Imam Muslim)
Pada zaman Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu seorang mantan budak (Ibnu Abza) diangkat untuk mengurus penduduk AlWadi karena Ibnu Abza adalah seorang yang memahami Quran dan memahami bidang ilmu waris.
Keistimewaan kedua, Penghafal quran adalah orang yang banyak membaca alquran karena sering mengulang-ulangnya. Satu ayat sering dibaca lebih dari 10 kali. Di sampung itu setelah hafal, penghafal Quran masih mengulang-ulang hafalannya untuk murojaah dalam rangka untuk menjaga hafalannya supaya tidak lepas.
Keistimewaan ketiga, Orang yang banyak hafalan didahulukan menjadi imam, sebagaiman hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً أَظُنُّهُ قَالَ فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّة
Artinya:” Yang paling berhak jadi imam adalah yang paling banyak hafalan al-Quran-nya. Jika dalam hafalan quran mereka sama, maka didahulukan yang paling paham dengan sunnah…” (HR. Imam Muslim)
Keistimewaan keempat, Kedudukan di surga, sesuai dengan banyak yang dihafal. Sebagaimana berdasarkan hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا
Artinya: Dikatakan kepada penghafal al-Quran, “Baca dan naiklah ke tingkat berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana dulu kamu mentartilkan al-Quran ketika di dunia. Karena kedudukanmu di surga setingkat dengan banyaknya ayat yang kamu hafal. (HR Imam Tirmidzi)
Keistimewaan kelima, penghafal Quran akan dibersamai oleh malaikat. Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori:
مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ
Orang yang membaca dan menghafal al-Quran, dia bersama para malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Quran, dia berusaha menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua pahala. (HR Imam Bukhori)
Keistimewaan keenam, penghafal quran akan diberikan mahkota dan pakainan kemuliaan sebagiamana dalam hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidz. Selain itu orang tua yang memiliki anak yang menghafal Alquran juga akan diberikan mahkota cahaya oleh Allah, Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan Imam Hakim.
Demikian ulasan singkat ini, semoga kita dan generasi kita menjadi bagian orang yang gemar menghafal quran, memahaminya dan mengamalkannya.
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.(*)



