Jakarta(penaindonesia.net) – Sanitiar Burhanuddin atau yang akrab dengan ST Burhanuddin lahir di Cirebon, 17 Juli 1954.
Burhanuddin memulai kariernya mengikuti Pendidikan Pembentukan Jaksa pada 1991.
Pada 1999, Burhanuddin ditugaskan sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Bangko Jambi, Asisten Pidana Umum Kejaksaan Tinggi Jambi, Asisten Pidana Khusus Kejati NAD, Kepala Kejaksaan Negeri Cilacap, Asisten Pengawasan Kejati Jawa Barat dan Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi NAD.
Pada 2007, lulusan sarjana hukum dari Universitas Diponegoro pada 1983 itu mendapatkan promosi menjadi Direktur Ekseskusi dan Eksaminasi Jaksa Agung Muda Pidana Khusus.
Setahun kemudian, Burhanuddin mendapatkan promosi sebagai Kejaksaan Tinggi Maluku Utara pada 2008. kemudian pada 2009, lulusan Magister Manjaemen UI 2001 tersebut, kembali ke Kejaksaan Agung dengan jabatan inspektur V Jaksa AGung Muda Pengawasan.
Berlanjut pada 2010, ST Burhanuddin mendapatkan promosi kembali sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi di Sulawesi.
Dan akhirnya dipilih Presiden Joko Widodo sebagai Jaksa Agung.
ST Burhanuddin, adalah adik politikus PDIP, TB Hasanuddin. TB mengatakan adiknya murni profesional.
“Ya, ya (adik), begitu,” kata TB saat dihubungi, awak media
“Dia profesional, beda dengan saya. Kalau saya memang masuk ke partai, kalau dia mah enggak, nggak ikut-ikutan,” tuturnya.
Burhanuddin pernah berbicara dengan TB soal tawaran masuk kabinet. Perbincangan tentang hal ini juga dilakukan sebelum Burhanuddin dilantik jadi Jaksa Agung.
Intinya, TB meminta adiknya taat aturan,”kita wajib taat pada aturan dan yang kedua, jangan korup,” ucap TB mengulang pesan ke adiknya. (red)