ArtikelBeritaKejaksaan

Cahyaning Nuratih Widowati, Jaksa DATUN di Pucuk Pimpinan Legal Pertamina 

JAKARTA(penaindonesia.net) – Cahyaning Nuratih Widowati, mengaku tugas yang dilaksanakan lebih kurang mirip dengan yang dikerjakan ketika bertugas sebagai Jaksa DATUN. Tetapi, kompleksitas regulasi sektor migas menjadi salah satu tantangan tersendiri yang mendorongnya untuk terus belajar giat di sela-sela kesibukkannya.

Perjalanan seorang Cahyaning Nuratih Widowati di dunia hukum bermula saat dirinya menjadi bagian dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kejaksaan pada tahun 1993 silam. Setelah meniti karier panjang sebagai Jaksa, ia berhasil menduduki posisi sebagai Kepala Sub Divisi Arbitrase Direktorat Perdata pada Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Kasubdit Arbitrase pada Jamdatun) Kejaksaan Agung RI.

“Itu fokusnya menangani perkara perdata. Kita seperti pengacara, tapi klien kita adalah negara, instansi pemerintah, BUMN, BUMD. Kemudian pada tahun 2022 saya mendapat perintah dari Jaksa Agung untuk bertugas di BUMN Pertamina. Tentunya untuk pekerjaan kurang lebih sama seperti ketika saya bertugas di Kejaksaan,” ujar Chief Legal Counsel PT Pertamina (Persero) Cahyaning Nuratih Widowati ketika dijumpai.

Per 1 September 2022, alumni Fakultas Hukum Universitas Trisakti dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini mulai bekerja di Pertamina dengan status “Jaksa Ditugaskan Pada Pertamina”. Artinya, setelah masa penugasan Cahyaning di Pertamina selesai, dirinya akan kembali bekerja di Kejaksaan Agung RI.

Sejak hampir 2 tahun lalu menduduki kursi pimpinan legal di Pertamina dikatakannya tak terlepas dari adanya kebutuhan dari BUMN terkait untuk bantuan Sumber Daya Manusia (SDM) dari Kejaksaan. Makanya, sampai sekarang, ia mengaku masih tetap berstatus sebagai PNS Kejaksaan.

“Perbedaan tentu ada ketika menjadi Jaksa dan bertugas (sebagai In-House Counsel). Kalau Jaksa, kita melihat dari sisi luar korporasi, ibaratnya dari luar rumah. Akan berbeda dengan ketika kita masuk (menjadi bagian perusahaan sebagai In-House Counsel). Kalau di sini, saya sebagai Chief Legal Counsel itu punya 4 fungsi di bawah saya,” terangnya.

Keempat fungsi yang dimaksud terdiri atas litigasi baik perdata, pidana, publik; contracting; advokasi; serta compliance yang baru bergabung per akhir tahun 2023 lalu setelah sebelumnya berada di bawah Corporate Secretary (Corsec). Terlepas dari ragam fungsi yang ditangani, Cahyaning mengaku pekerjaan yang dilakukan meski ada beberapa hal baru, namun lebih kurang tetap selaras dengan pengalamannya selama ini sebagai seorang Jaksa DATUN.

Meski begitu, dia tidak menampik akan adanya kebutuhan atas bantuan lawyer eksternal dalam kasus-kasus tertentu. “Di sini kita banyak menangani perkara internasional. Tentu perlu pemahaman hukum asing dari negara tersebut. Disitulah kita perlu kerja sama dengan lawyer asing yang mempunyai pemahaman hukum asing terkait,” kata dia.

Bisa juga dalam suatu proses litigasi melawan perusahaan asing, biasanya pihak perusahaan akan meminta bantuan dari lawyer yang telah memiliki lisensi untuk beracara di wilayah hukum tersebut. Dalam penanganan kontrak internasional pun jadi salah satu aspek yang seringkali pihak perusahaan masih memerlukan bantuan dari lawyer eksternal. Guna meng-update pengetahuan tim legal, rutin dilangsungkan sharing legal knowledge session yang diisi lawyer eksternal sekaligus menjadi wadah untuk menjaga hubungan perusahaan dengan lawyer eksternal dan firma hukum.

“Kalau soal teknologi sekarang sebetulnya memudahkan ya. Karena kita ini kalau perlu aturan kan sudah banyak sistem yang memudahkan kita (misalnya Hukumonline). Jadi sangat bermanfaat teknologi ini. Di kita ada AKHLAK BUMN salah satunya Adaptif yang dituntut dalam menghadapi perubahan. Karena kalau tidak, ya ketinggalan. Nanti user sudah lari, masa kita masih konvensional?”

Lebih lanjut, dari Tim Hukum PT Pertamina (Persero) sendiri bahkan sudah meluncurkan aplikasi tersendiri yang dipergunakan oleh internal perusahaan yakni aplikasi untuk fungsi Litigasi bernama “SIAP” (Sistem Informasi Administrasi Perkara). Melalui aplikasi yang terus dilengkapi setiap saat ini, seluruh perkara perusahaan akan dimasukkan dalam sistem untuk dilihat dan menjadi pembelajaran bersama. Selain SIAP, Tim Hukum Pertamina mempunyai beberapa aplikasi lainnya termasuk pendukung tim advokasi dalam menghimpun pendapat hukum terkait sebuah isu.

Tak heran, kecakapan teknologi menjadi salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh kalangan In-House Counsel dewasa ini. Terdapat pula kemampuan berbicara di depan publik (public speaking) yang tidak kalah penting untuk dimiliki. Mengingat para In-House Counsel dituntut untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak internal maupun eksternal perusahaan. Belum lagi jika bertugas untuk mempresentasikan sesuatu di hadapan petinggi perusahaan. Tentu, kemampuan-kemampuan ini sudah seyogyanya dibekali dengan pengetahuan hukum dasar yang kuat.

“Namanya In-House Counsel, kita paling tidak harus menguasai hukum dasar. Keperdataan, hukum pidana, dan hukum korporasi. Itu semua dasar sekali. Tinggal dikembangkan tergantung sektor industri perusahaan. Misal kalau di Pertamina belajar kontraknya berarti kontrak migas (minyak dan gas). Kalau di perusahaan BUMN lain, kontraknya beda lagi. Tapi prinsip hukumnya hukum perdata, hukum perjanjian itu semua kan sudah ada dasarnya. Tinggal pengayaannya tergantung dimana mereka bekerja,” ungkapnya.

Dalam menunaikan tugasnya beberapa tahun terakhir sebagai pucuk pimpinan tim hukum di Pertamina, Cahyaning menilai tantangan akan selalu ada terlepas dari profesi yang digeluti. “Kalau saya dari PNS, masuk di perusahaan tentu menjadi tantangan. Tapi saya belajar banyak di sini, dan justru karena tantangan itulah kita jadi semangat ‘harus bisa nih’ agar membantu hal-hal yang jadi permasalahan tidak terulang.”

Perihal regulasi, menurutnya sektor Minyak dan Gas (Migas) jelas tergolong kompleks, sejumlah regulasi harus terus dikawal bersama, khususnya oleh PT Pertamina (Persero) yang merupakan BUMN dengan business process dari hulu ke hilir. Memiliki banyak anak perusahaan yang menangani setiap sektornya yang diatur oleh regulasi-regulasi berbeda satu sama lain.

“Tapi aman terkendali. Kita fungsi legal semua siap dukung. Lalu buat teman-teman lulusan hukum, pesan saya… Lulusan hukum itu sebetulnya banyak peluang untuk mau berkarier di manapun, banyak yang memerlukan kita di semua sektor. Asalkan dasarnya tadi sudah menguasai (perdata, pidana, dan bisnis). Kalau sudah menguasai, kita nanti mau berkarya di mana saja saya rasa semua bisa. Kita ikut partisipasi di situ tinggal kemauan kita untuk kemana. Satu lagi, jangan malas untuk berkembang. Karena hukum itu selalu berkembang. Jadi siap-siap untuk menghadapi perubahan, perkaya semua ilmu kita tidak hukum saja. Misal pelajari soal finance, pahami sedikit yang lain,” pesannya. (Red)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button