
PENAINDONESIA.NET – Pada hari-hari ini, malam ke dua puluh keatas kita telah memasuki hari~hari terakhir bulan Ramadlan. Puasa yang kita jalani selama ini telah membawa kita kepada refleksi yang lebih dalam tentang diri kita sendiri dan hubungan kita dengan Allah SWT lewat Shalat dengan mengikut Rasul (Abul Ruh) di Baitullah (QS Al-Balad, 1 -3).
Puasa bukanlah sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi si Iman Ruh di dalam dada yang bersifat Shiddiq, Amanah, Thablig, dan Fathonah yang ditiupkan saat umur dalam kandungan 4 bulan 10 hari (berasal dari Nur Muhammad) juga menahan sifat manusia yang berasal dari Adam (Abul Basyar) yang memiliki sifat hawa, nafsu, nafsu, dunia, dan syetan, karena tercipta dari unsur angin, air, tanah, dan api. Puasa adalah kesempatan untuk membersihkan jiwa dari kekafirannya (phisicly) untuk menemukan makna sejati kehidupan ruhaniyah dalam diri masing-masing (baca QS. Al-Thaghonun, ayat 2 dan QS Sajdah, ayat 9)
Hari ini, mari kita refleksikan kembali apa yang telah kita capai selama puasa ini. Apakah kita (si Mukmin) telah berhasil menahan atau mengendalikan hawa, nafsu, dunia, dan syetan kita (kekafiran di dam diri) Apakah kita telah berhasil meningkatkan kualitas ibadah kita? Apakah kita telah berhasil menemukan makna sejati puasa?
Jika kita masih merasa belum berhasil, jangan khawatir. Puasa masih berlangsung, dan kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri kita. Mari kita gunakan sisa waktu puasa ini untuk meningkatkan kualitas Iman dan ibadah kita dan menemukan makna sejati puasa, yaitu sifat Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah (turunan dari Abul Arwah – Nur Muhammad)
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa puasa bukanlah sekadar ritual, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kualitas iman kita dan menjadi orang yang bertakwa.
Menemukan makna sejati puasa dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
*Pertama Mengerti Tujuan Puasa:* Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas iman, memperkuat kesabaran, dan memperdalam kesadaran akan hubungan kita dengan Allah SWT.
*Kedua Meningkatkan Kualitas Ibadah*: Puasa adalah kesempatan untuk meningkatkan kualitas ibadah, seperti shalat, zikir, dan membaca Al-Qur’an.
*Ketiga Mengembangkan Kesabaran:* Puasa mengajarkan kita untuk sabar dan menahan hawa nafsu (HNDS).
*Keempat Meningkatkan Kesadaran Sosial:* Puasa juga mengajarkan kita untuk peduli dengan orang lain, terutama mereka yang membutuhkan.
*Kelima Mengintrospeksi Diri*: Puasa adalah kesempatan untuk mengintrospeksi diri, mempertanyakan apa yang telah kita capai, dan apa yang masih perlu kita perbaiki.
Keenam Meningkatkan Kualitas Hubungan dengan Allah SWT: Puasa adalah kesempatan untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan Allah SWT, dengan memperbanyak doa, zikir, dan membaca Al-Qur’an (Shalat dan Sholawat).
Dengan melakukan hal-hal di atas, kita dapat menemukan makna sejati puasa dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas iman dan kesadaran akan hubungan kita dengan Allah SWT di suatu tampat, yaitu Baitullah.
Mari kita jadikan puasa ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas iman kita dan menjadi orang yang bertakwa. Mari kita jadikan puasa ini sebagai kesempatan untuk menemukan makna sejati kehidupan dan menjadi mukmin yang lebih berkualtas.
Kesucian Ramadhan sebetulnya ada dalam diri yang sebenarnya diri (Rasa, Iman, dan Kitab) mendatangkan ketenangan bagi mereka yang menjalani dengan penuh ketakwaan. Mari kita manfaatkan setiap detik Ramadhan dengan memperbanyak zikir, doa, dan berbagi kebahagiaan kepada sesama (mempererat Silaturrahim).
Doa-doa yang dipanjatkan di bulan Ramadhan menjadi wasilah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Mari kita isi bulan Ramadlan ini dengan ibadah yang tulus, hati yang penuh syukur, dan kebaikan yang tiada henti.
Bulan Ramadhan adalah hadiah, semoga kita mendapatkan ketenangan jiwa dan kemuliaan rasa yang berlipat ganda.
Semoga Allah SWT memberkahi kita semua dan membantu kita untuk menjadi mukmin yang lebih baik. Amin.
Prof. Dr. Baharudin.MA
Adalah Dosen senior UIN Malang dan UAC Mojokerto. (Sob)