
PENAINDONESIA.NET – Amalan akhir seseorang menjadi penentu dan atas amalan itulah akan dibalas. Siapa yang beramal jelek lalu beralih beramal baik, maka ia dinilai sebagai orang yang husnul Khotimah. Sebaliknya, siapa yang berpindah dari iman menjadi kufur, maka ia dianggap suul khotimah.
Penutup dari amal adalah perkara yang sangat penting.
ููุงูููุฐูููู ููุคูุชูููู ู ูุง ุขุชูููุง ูููููููุจูููู ู ููุฌูููุฉู ุฃููููููู ู ุฅูููู ุฑูุจููููู ู ุฑูุงุฌูุนูููู
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.โ (QS. Al-Muโminuun [23]: 60)
Dalam ayat ini, Allah Taโala menggambarkan para hamba-Nya yang beriman bahwa mereka memberikan (melaksanakan) berbagai amal ibadah dan ketaatan secara sungguh-sungguh. Mereka juga sangat takut kepada Allah Taโala, karena mereka tidak tahu, apakah amal mereka akan diterima ataukah tidak. Oleh karena itu, seorang hamba tidak boleh bangga dengan amalnya, sebanyak apa pun amal yang telah dikerjakannya. Jika amal tersebut tidak diterima oleh Allah Taโala, amal tersebut tidak ada faidahnya. Sebanyak apa pun amal yang telah dikerjakannya, namun jika tidak diterima oleh Allah Taโala, maka hanya bagaikan debu yang berterbangan.
Jika suatu amal diterima oleh Allah Taโala, meskipun amal itu hanya sedikit, Allah Taโala akan melipatgandakan pahalanya. Sebagaimana firman Allah Taโala,
ุฅูููู ุงูููููู ููุง ููุธูููู ู ู ูุซูููุงูู ุฐูุฑููุฉู ููุฅููู ุชููู ุญูุณูููุฉู ููุถูุงุนูููููุง ููููุคูุชู ู ููู ููุฏููููู ุฃูุฌูุฑูุง ุนูุธููู ูุง
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah. Dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.โ (QS. An-Nisaโ [4]: 40)
Allah Taโala lebih mengetahui keadaan niat dan keikhlasan seorang hamba dalam beramal. Oleh karena itu, seorang hamba harus mencurahkan segala usaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas amalnya. Kita yakin bahwa Allah Taโala tidak akan menyia-nyiakan pahala dari orang yang beramal sedikit pun. Wajib atas seorang hamba untuk memperbanyak amalnya, mengikhlaskan niatnya, mengharap pahala dari Allah Taโala dan tidak berputus asa dari rahmat-Nya. Allah Taโala berfirman,
ููู ูุง ููุงูู ุงูููููู ููููุถููุนู ุฅููู ูุงููููู ู ุฅูููู ุงูููููู ุจูุงููููุงุณู ููุฑูุกูููู ุฑูุญููู ู
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.โ (QS. Al-Baqarah [2]: 143)
Berputus asa dari rahmat Allah Taโala hanya akan menjadi penghalang antara seorang hamba dengan Allah Taโala. Allah Taโala berfirman,
ูููู ููุง ุนูุจูุงุฏููู ุงูููุฐูููู ุฃูุณูุฑููููุง ุนูููู ุฃูููููุณูููู ู ููุง ุชูููููุทููุง ู ููู ุฑูุญูู ูุฉู ุงูููููู ุฅูููู ุงูููููู ููุบูููุฑู ุงูุฐูููููุจู ุฌูู ููุนูุง ุฅูููููู ูููู ุงููุบููููุฑู ุงูุฑููุญููู ู
Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.โ (QS. Az-Zumar [39]: 53)
Di sisi lain, seorang hamba tidak boleh bangga dan kagum dengan amalnya atau merasa telah banyak beramal. Akan tetapi, dia senantiasa berdoa kepada Allah Taโala untuk menerima amalnya dan mengiringi setiap amalnya dengan istighfar, memohon ampun kepada Allah Taโala. Karena manusia adalah tempat salah dan lupa. Sebanyak apa pun amalnya, akan tetapi pasti di dalamnya terdapat berbagai cacat dan kekurangan. Sehingga dia berusaha menutup kekurangan tersebut dengan istighfar. Dengan kata lain, seorang muslim hendaknya menghitung kejelekan-kejelekannyadan tidak menghitung amal kebaikannya. Hendaknya dia menghisab dirinya, menghitung-hitung kesalahan dan dosanya, kemudian beristighfar dan bertaubat.
Allah Taโala berfirman,
ูููููู ุงูููุฐูู ููููุจููู ุงูุชููููุจูุฉู ุนููู ุนูุจูุงุฏููู ููููุนูููู ุนููู ุงูุณูููููุฆูุงุชู ููููุนูููู ู ู ูุง ุชูููุนูููููู
Dan dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.โ (QS. Asy-Syuura [42]: 25)
Oleh karena itu, hendaknya seorang hamba memperbanyak istighfar di akhir setiap amal ibadah dan ketaatan. Dia tidak menganggap dirinya telah melaksanakan amal tersebut dengan sempurna sesuai tuntutan syariat. Akan tetapi dia tidak tahu, bisa jadi dalam amal tersebut ada banyak kekurangan. Sehingga dia pun memperbanyak istighfar dan taubat, serta menganggap bahwa amalnya tersebut sangat kecil di sisi Allah Taโala.
Sehingga jangan terkagum pada amalan kita saat ini. Karena penutup amal di akhir hayat itulah penentunya, apakah benar kita bisa istiqamah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu โanhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam bersabda,
ยซ ูุงู ุนูููููููู ู ุฃููู ูุงู ุชูุนูุฌูุจููุง ุจูุฃูุญูุฏู ุญูุชููู ุชูููุธูุฑููุง ุจูู ู ููุฎูุชูู ู ูููู ููุฅูููู ุงููุนูุงู ููู ููุนูู ููู ุฒูู ูุงูุงู ู ููู ุนูู ูุฑููู ุฃููู ุจูุฑูููุฉู ู ููู ุฏูููุฑููู ุจูุนูู ููู ุตูุงููุญู ูููู ู ูุงุชู ุนููููููู ุฏูุฎููู ุงููุฌููููุฉู ุซูู ูู ููุชูุญูููููู ููููุนูู ููู ุนูู ููุงู ุณููููุฆุงู ููุฅูููู ุงููุนูุจูุฏู ููููุนูู ููู ุงููุจูุฑูููุฉู ู ููู ุฏูููุฑููู ุจูุนูู ููู ุณููููุฆู ูููู ู ูุงุชู ุนููููููู ุฏูุฎููู ุงููููุงุฑู ุซูู ูู ููุชูุญูููููู ููููุนูู ููู ุนูู ููุงู ุตูุงููุญุงู ููุฅูุฐูุง ุฃูุฑูุงุฏู ุงูููููู ุจูุนูุจูุฏู ุฎูููุฑุงู ุงุณูุชูุนูู ููููู ููุจููู ู ูููุชููู ยป. ููุงูููุง ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ูููููููู ููุณูุชูุนูู ููููู ููุงูู ยซ ููููููููููู ููุนูู ููู ุตูุงููุญู ุซูู ูู ููููุจูุถููู ุนููููููู ยป
โJanganlah kalian terkagum dengan amalan seseorang sampai kalian melihat amalan akhir hayatnya. Karena mungkin saja seseorang beramal pada suatu waktu dengan amalan yang shalih, yang seandainya ia mati, maka ia akan masuk surga. Akan tetapi, ia berubah dan mengamalkan perbuatan jelek. Mungkin saja seseorang beramal pada suatu waktu dengan suatu amalan jelek, yang seandainya ia mati, maka akan masuk neraka. Akan tetapi, ia berubah dan beramal dengan amalan shalih. Oleh karenanya, apabila Allah menginginkan satu kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan menunjukinya sebelum ia meninggal.โ Para sahabat bertanya,
โApa maksud menunjuki sebelum meninggal?โ Nabi shallallahu โalaihi wa sallam menjawab, โYaitu memberikan ia taufik untuk beramal shalih dan mati dalam keadaan seperti itu.โ (HR. Ahmad, 3: 120, 123, 230, 257 dan Ibnu Abi โAshim dalam As-Sunnah 347-353 dari jalur dari Humaid, dari Anas bin Malik. Syaikh Syuโaib Al-Arnauth dalam Tahqiq Musnad Imam Ahmad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat shahih Bukhari โ Muslim. Lihat pula Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1334, hal yang sama dikatakan oleh Syaikh Al-Albani) Tulisan ini diambil di Group Wa mitrakarib oleh kang sobari. (*)