ArtikelBerita

Bahagia Disuapi Jenderal, Sosok Sang Cucu yang Temani Akhir Pekan Panglima TNI Agus Subiyanto

Jakarta(penaindonesia.net) – Panglima TNI Agus Subiyanto kerap menghabiskan waktu luangnya di akhir pekan dengan si cucu sembari menyuapinya makan. Sosok si cucu yang dimaksud oleh jenderal bintang empat tersebut adalah seekor burung kakatua jambul kuning yang menjadi peliharaannya.

Jenderal Agus Subiyanto mengaku bahwa dirinya sering merasa bahagia ketika bersama dengan si cucu. Dia bahkan sering menghampiri si cucu dengan seragam dinas TNI sepulang bekerja. Tak lupa, Panglima TNI itu langsung memberinya makan dan bercengkrama bersama.

Tanpa ragu, Agus memberikan si cucu makan dan menyuapi langsung dari tangannya. Burung peliharaannya itu memiliki warna putih dengan moncong melengkung yang cantik. Selain itu, ada pula aksen warna kuning muda di atas kepala si cucu yang membuatnya semakin cantik.

Menurut Agus, kicauan si cucu menjadi simfoni yang menggambarkan keindahan dan keagungan sehingga dia sangat dekat dengan burung tersebut.

“Setiap sayup sorakan “SI CUCU” burung kakak tua menjadi simfoni yang menggambarkan keindahan dan keagungan ciptaan Sang Pencipta,” tulis Agus dalam keterangan unggahannya.

Memiliki bentuk yang sangat indah dan kedekatan emosional yang cukup baik membuat jenderal anak tiga itu selalu menghabiskan waktu akhir pekannya untuk bercengkrama. Kedekatan pemilik dan burung kakak tua itu sangat dekat.

“Saya menikmati sabtu cerah dan merasakan kebahagiaan hati saat bercengkrama dengan SI CUCU nan riang. Selamat berakhir pekan Semuanya,” lanjut Agus Subiyanto.

Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, si cucu diletakkan di sebuah kandang berukuran besar. Dalam kandang tersebut juga tampak beberapa ekor burung merak. Agus pun tidak pernah lupa memberikan makan untuk hewan peliharaannya itu.

Agus Subiyanto terlihat menyuapi si cucu dengan jagung yang sudah dibelah sehingga memudahkan hewan peliharaannya itu untuk makan. Dalam video tersebut, ia tampak sangat bahagia ketika bercengkrama dengan burung tersebut. (Red)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button