ArtikelBerita

BELAJAR BERANTAS KEBODOHAN ALA KARTINI

Oleh : Subari . M. Pd

PENAINDONESIA.NET – Dalam sejarah peradaban manusia,kebijakan yang di lakukan secara emosional a dan menjadi sensasi di masyarakat akan menciptakan image yang negatif bahkan akan menjadikan Pembodohan masyarakat. Apabila kebijakan tanpa di dasari analisa yang matang akan terjadi kegagalan ditengah jalan. hal inilah yang akan menjadi akar permasalahan dari kehancuran suatu bangsa. Bukan karena kekurangan sumber daya alam dan sumber daya manusia tetapi karena masyarakatnya di cekoki program yang tidak sangat di butuhkan oleh masyarakat sekarang. Sehingga mereka akan terjerumus dalam kebodohan kolektif, karena mengabaikan pendidikan yang bermakna.

Setiap tanggal 21 bulan April Bangsa Indonesia memperingati hari Kartini yang telah di kenang sebagai pahlawan pemberantas kebodohan dan kemiskinan di zaman Penjajahan Belanda. Kartini seorang perempuan putri kerajaan yang peduli terhadap pendidikan di Indonesia. Sebagai puteri raja Rembang dia tidak berpangku tangan saja tetapi mengajak ara pemuda terutama. Wanita untuk belajar membaca, menulis dan membatik dengan mottonya memberantas kebodohan ” Habis Gelap Terbitlah Terang ” . Jika dulu tidak pejuang seperti Kartini bagaimana nasib bangsa ini. Nah jika pemimpin sekarang belajar seperti Kartini ini memang bukan zamannya tetapi bisa mengambil hikmah sepak terjang Kartini yang berani melawan Belanda waktu itu. Jika sekarang mengabaikan pendidikan akan membuat masyarakatnya bodoh terjerumus dalam kebodohan kolektif. maka itu pemimpin yang dzolim. Jika masyarakat di bodohi suatu saat akan ketahuan selama dibodohi masyarakat Tidak mampu berpikir kritis, tidak belajar, dan terperangkap dalam kebiasaan yang merugikan diri sendiri.

Kebijakan pimpinan yang tidak didasari analisa kemudian berkembang melahirkan generasi yang bodoh dan , tidak mampu berpikir rasional dan kritis serta bersikap masa bodoh terhadap kondisi yg ada.

Ketika kebodohan merajalela, kebenaran mudah dikaburkan oleh propaganda. Kebijakan” yang merugikan diterima tanpa dikoreksi dan para pemimpin korup terus berkuasa tanpa pertanggungjawaban secara hukum.

Di negeri yang dilanda kebodohan kolektif, masyarakat mudah tertipu oleh isu-isu dangkal, sehingga mereka kehilangan akal sehat. Lebih percaya pada mitos daripada sains, lebih mengutamakan sensasi daripada fakta, dan lebih sibuk saling menjatuhkan daripada bekerja sama untuk membangun masa depan negeri ini.

Sementara itu, bangsa lain sudah maju pesat dengan inovasi dan pemikiran strategis, bangsa dengan kebodohan kolektif justru sibuk dengan pertentangan internal, fanatisme buta, dan kebijakan populis yang hanya menambah panjang masa penderitaan.

Namun, kebodohan kolektif bukanlah takdir yang tidak bisa diubah. Bangsa yang ingin keluar dari penderitaan harus berani berubah untuk menjadi lebih baik. Pendidikan harus menjadi prioritas utama, menekankan logika, berpikiran kritis dan kreatif hingga mampu memecahkan masalah yang ada di tengah tengah masyarakat.

Pendidikan harus bermakna dan menanamkan nilai-nilai etika moral dan kebiasaan baik, seperti disiplin, kemandirian, empati dan tanggung jawab, ditanamkan sejak usia dini.

Dulu Kartini berjuang untuk memberantas kebodohan dan buta huruf, kini bangsa Indonesia tinggal meneruskan perjuangan Kartini. Jaman semakin maju dan canggih tidak seperti dulu, mau Belajar sulit dan sembunyi sembunyi, bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan kekayaan alam dan budaya, jika tidak dikelola dengan baik akan di kelola oleh bangsa lain. Untuk mengisi Kemerdekaan kita terus berjalan di jalur yang lurus agar tidak salah jalur yang mengarah pada kehancuran. Kebodohan akan terus berkuasa, penderitaan akan tetap berlanjut, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik hanya akan menjadi ilusi yang tak pernah terwujud. Subari. M.Pd adalah Guru SMPN 1 Pandaan dan Mahasiswa Program Doktor manajemen Pendidikan Islam Di Universitas KH. Abdul Chalim Pacet Mojokerto Jawa Timur. (Red)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button