Cerita Opini

*MinyakKita Solusi Kini* *Harga Dipatok 14 Ribu*

Oleh : Imam Wahyudi (iW )

Menteri Perdagangan meluncurkan MinyakKita. Diklaim sebagai solusi sengkarut berlarut harga minyak goreng. Karuan, saat pelantikan Zulkifli Hasan (ZulHas) 15 Juni lalu — dijuluki menteri minyak goreng.

MinyakKita adalah minyak curah dalam kemasan. Berisi satu liter. Harga satuan pun dipatok rp 14 ribu. Sebelumnya terbilang melambung harga. Bahkan mencapai kelipatannya.

Membuat warga miskin menjerit. Masa itulah menandai sengkarut minyak goreng.

Padahal baru saja mulai siuman masa panjang pandemi. Tak semata mahal. Ketersediaan di pasaran pun langka. Lantas ditengarai adanya mafia minyak goreng.

Mendag anyar pun berjanji. Bakal ada solusi dalam sebulan kinerjanya. Sehari kemudian langsung terjun ke pasar-pasar tradisi. Menjemput keluhan dan harapan. Ya, pedagang eceran dan konsumen.

Langkah awal lainnya, merangkul para pelaku pasar. Upaya menyeimbangkan harga dan ketersediaan. Dalam dua pekan, solusi mutahir diunjukkan. Tak kurang, di hadapan mitranya di parlemen. MinyakKita boleh jadi asa bagi warga.

MinyakKita jadi kabar gembira. Dimaklumi, belum menyeluruh penjuru Indonesia. Tentu, bertahap. Tak bisa setara “sim salabim” alias “abrakadabra”.

Setidaknya sudah meliputi 10 ribu titik pembelian. Minyak curah dalam kemasan yang dibandrol rp 14 ribu. Harga itu pun, pada saatnya tercantum di setiap kemasan.

Kita berharap, bukan semata kebijakan harga dan solusi kemasan itu. Pun jaminan pasokan dan atau ketersedian di pasaran. Dimaklumi, minyak goreng merupakan bahan pokok utama.

Khususnya bagi warga yang secara ekonomi kurang mampu. Mendag ingin menukik ke sana. Merilis kebijakan populis, merakyat.

Harga, pasokan dan ketersediaan tak terlepas dari tiga komponen. Saling mengait. Petani sawit, produsen dan kestabilan harga produk (minyak goreng). Petani sawit yang pada satu kondisi dihadapkan dilema.

Memasok produsen, dengan harga sesuai atau memilih ekspor? Di sisi lain, kemendag berkewajiban mendorong kegiatan ekspor itu. Di sinilah, posisi Mendag sebagai regulator.

Mempermudah ekspor bagi peningkatan devisa negara. Secara simultan, membangun keseimbangan antarkomponen. Muaranya pada penetapan harga terjangkau dan menjamin ketersediaan dalam negeri.

Dengan kemasan sederhana, MinyakKita diharapkan tak sebatas merata di pasar tradisi. Juga bisa dipajang di mini dan supermarket. Konsumen tinggal memilih.

Mau kemasan premium atau cukup minyak goreng curah MinyakKita. Kemendag yang dikomandani ZulHas, tentu bakal lebih fokus ke MinyakKita.

Orientasi murah dan menuai berkah. Bahkan boleh beli 10 kemasan. Cukup dengan unjuk KTP. Kita nantikan kebijakan populis berikutnya.(red /kur)

 

Penulis : Imam Wahyudi

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button